Jumat, 19 Juni 2009

Zona X 6 Juni 2009 (profil curvanomic kontemporer)



Suguhan Musik Kontemporer Ala Curvanomic
Nggak selamanya bunyi-bunyian yang indah keluar dari alat musik yang mahal dan modern. Tong bekas, bambu pagar, kaleng cat, atau gallon pun bisa menghasilkan musik yang enak dan gurih didengar. Seperti yang diperdengarkan oleh sekelompok anak muda satu ini, suatu sore. Dari tangan mereka alat-alat yang bagi orang lain nggak berguna bisa menjadi alat-alat musik yang harmonis. Anak-anak muda nan kreatif ini menyebut diri mereka Curvanomic Kontemporer atau biasa juga disebut Radikal Kontemporer.
Ryan Dwi Sulistiawan, salah satu penyumbang ide terbentuknya Curvanomic Kontemporer bercerita, pada 2004 beberapa dari mereka menyaksikan penampilan Almarhum Paul Putra dalam suatu pergelaran musik kontemporer. Dari sanalah mereka menaruh hati pada musik mbeling ini.
Ryan, salah satu anggota komunitas radikal kontemporer mengatakan awal terbentuknya komunitas ini anggotanya hanya beberapa orang saja. Secara spirit, komunitas ini sudah terbentuk sejak beberapa tahun lalu, namun baru resmi saat dihelatnya launching UKM Seni Curvanomic, pada April 2008.
"Beberapa orang anggota komunitas ini memang telah bermain musik kontemporer sejak SMA. Maka, kita pun akhirnya berniat untuk meneruskannya pada jenjang kuliah. Pada awal berdirinya, kami berhasil mengumpulkan 12 orang yang 4 di antaranya adalah perempuan," jelas Ryan.
Kemunculan komunitas ini cukup menunjukkan differensiasi dari komunitas lainnya. Pada awal berdirinya, komunitas ini sudah menunjukkan hal berbeda. Mereka mengaku tidak pernah mengambil pelatih dari luar yang sudah sejak dulu berpengalaman dalam musik kontemporer.
"Pertama-tama kita latihan di rumah salah seorang anggota, dan kita berlatih dengan cara otodidak berlandaskan pada ide masing-masing individu yang merupakan anggota kelompok. Malah, pada awal terbentuk, kami hanya berlatih selama 2 hari sebelum tampil di acara Oikosnomos Indie Musik Festival dan launching Curvanomic," jelas Ryan.
Jika dulu Curvanomic Kontemporer hanya menggunakan instrumen yang berasal dari bambu, belirah, galon, dan alat band yang berupa gitar dan drum, kini sudah banyak peningkatan yang terjadi. Alat-alat lain, seperti drum air, kaleng-kaleng besi, kaleng-kaleng cat, kompor minyak, pentungan bel sekolah, piringan cakram, dan lain-lain menambah instrumen-intrumen yang mereka gunakan. "Semua instrumen itu didapat dari sumbangan anggota-anggota. But, ada juga yang beli dan ada juga barang bekas yang ngambil di berbagai tempat," lanjutnya.
Jumlah anggota mereka juga bertambah. Jika awalnya hanya ada 12 orang, saat ini anggotanya sudah mencapai sekitar 60 orang. Tentu saja saat penampilan, nggak semua bisa ikut perform. Hanya mereka yang bisa meluangkan waktu untuk latihan yang diikutkan.
Dengan kerja keras mereka selama ini, Curvanomic Kontemporer telah berhasil perform di berbagai acara dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Meski begitu, hal itu menurut mereka bukanlah tujuan utama didirikannya komunitas ini. "Yang jelas, kelompok kontemporer ini dibentuk karena kita ingin menjadikan curvanomic kontemporer sebagai wadah bagi anak-anak yang berbakat memainkan instrumen kontemporer dan menjadikan ini sebuah kegiatan yang positif bagi seluruh mahasiswa ekonomi yang ingin bergabung," ungkapnya.
”Ke depan, rencananya kita pengen menggabungkan kontemporer dengan tari dan teater dalam satu performance. Selain itu, kami juga ingin berkombinasi dengan pelukis Lukisan abstrak, yang nantinya kami akan mengiringi si pelukis ketika melukis gambar-gambar abstraknya.” (dit/her)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar