Jumat, 19 Juni 2009

Zona X 6 Juni 2009 (Curvanomic Kontemporer)


Gunakan Barang-barang Bekas sebagai Instrumen
Andi Muhammad Saheed Ibnu Reza
Dirijen Kontemporer
Jika banyak remaja yang kini gandrung pada musik pop mellow yang bikin termehek-mehek, hal ini tidak berlaku pada cowok satu ini. Andi Muhammad Saheed Ibnu Reza atau biasa dipanggil Gogon ini justru jatuh cinta pada aliran musik yang dulu pernah diperjuangkan Harry Roesli, Musik Kontemporer. Tak sekedar hanya jadi penikmat, Gogon terjun langsung di komunitas Curvanomic Kontemporer.

By. Aditya Galih Mastika

Cowok yang akrab disapa Gogon ini pertama kali tertarik dengan musik kontemporer ketika diajak nampil dengan beberapa orang temen di acara launching seni curvanomic. "Sejak awal, aku memang udah tertarik dengan seni ini karena aku ngerasa musik kontemporer itu asyik banget. Beda dari jenis musik yang lain. Aku bisa dapatkan feel-nya di sini," ujar Gogon bersemangat.
”Dari segi alat musik yang digunakan saja berbeda. Kita bisa gunakan berbagai media, termasuk benda-benda yang sudah dibuang pemiliknya pun bisa kita pakai. Ada kompor bekas, gallon, kaleng dan lain-lain,” tambahnya. Di sinilah menurutnya sisi kreatif musik yang digelutinya itu. ”Jadi kita nggak harus mengandalkan alat musik yang mahal atau wah. Kalau pun ada itu sebagai tambahan aja.”

Saat melakukan performance bersama rekan-rekannya, doski mengaku sangat enjoy dan juga ngerasa banyak mendapatkan point plus untuk dirinya. "Saat perform, aku ngerasa jadi bebas untuk berekspresi dan nggak terpaku kepada aturan-aturan musik yang berlaku pada umumnya. Then, kalo aku dan kawan-kawan mau insert apapun dalam musik, kita juga nggak akan terbentur atau menganggu jalannya alat-alat lain," jelas cowok yang merayakan ultahnya setiap 8 Juni ini.
Well, selama menjadi anggota, apa sih halangan yang kamu rasakan?? "Secara pribadi kesulitan yang aku alamin biasanya ada pada masalah waktu. Biasanya aku agak risih dengan pemain yang nggak komplit saat mau berjalannya latihan. Selain itu, sih, nggak ada masalah yang berarti," tegasnya.
"Intinya, kalo kita berniat untuk bermain kontemporer, kita harus berekspresi secara maksimal. Jangan sampe kita merasa malu untuk main dengan alat-alat bekas. Dengan itu kita bisa menghasilkan musik yang menarik," tutupnya. (**)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar